Seorang Anak Dalam Bingkai Akhlak Islami

Kehadiran seorang anak merupakan karunia yang sangat dirindukan setiap orang, apalagi seorang muslim dan itu merupakan perkara yang manusiawi. Allah berfirman yang artinya:“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia, cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan dan  anak-anak.…” (QS. Ali Imran: 14)

Walaupun demikian, dalam pandangan Islam seorang anak bukan hanya sebatas nikmat, tapi juga sebuah amanat. Akan menjadi anugerah ketika kita bisa membina serta mendidiknya menjadi seorang anak yang berakhlak karimah, berjiwa mulia, dan memiliki pendirian agama yang hanif. Atau sebaliknya, menjadi sebuah musibah tatkala kita gagal mencetak dan mengarahkannya ke jalan yang benar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap bayi terlahir di atas fitrah (Islam), maka kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi.” [HR. Bukhari dan Muslim]


Dan agama Islam lebih cenderung untuk membentuk akhlak seorang anak terlebih dahulu daripada membekalinya dengan ilmu yang lain. Hal tersebut lebih selaras dan sejalan dengan perkembangan cara berfikir (rasionalistik) dan kejiwaan (psikis) seorang anak. Walaupun hal ini bukan perkara yang mutlak.

Bagaimana cara menasihati anak?
  1. Hendaknya orang tua berlemah lembut dan penuh kasih sayang dalam menasihati anak. Demikian juga ini berlaku bagi siapa saja yang berkarir dalam dunia pendidikan anak.
  2. Menasihati anak dengan berbicara empat mata tanpa mengumumkanya secara terang-terangan di hadapan teman-temanya.
Apa saja yang harus dinasihatkan kepada anak?
  1. Mengajarkan agar menjaga kesehatan jasmani, berpenampilan rapi, dan membersihkan diri dari najis.
  2. Membuang sampah pada tempatnya.
  3. Memperingatkan agar tidak memotong pembicaraan orang lain atau meninggikan suaranya, serta membiasakan mengucap salam kepada orang lain.
  4. Memerintahkan agar menutup wajah ketika bersin dan menutup mulut ketika menguap.
  5. Mengajarkannya untuk menghormati semua orang muslim, terlebih kepada tetangganya, memuliakan tamu dan melayaninya dengan baik.
  6. Mengharuskan mereka untuk meminta izin tatkala hendak bepergian atau ketika ada hajat yang lain.
  7. Mengajarinya adab dan sopan santun serta tatacara dalam acara makan bersama, baik dalam lingkup keluarga maupun masyarakat umum.
  8. Memperingatkan mereka agar menghindari hal-hal yang kurang bermanfaat bagi mereka, seperti: menonton TV, main game, mendengarkan musik, maupun hal – hal yang bisa jadi hal tersebut membahayakan perkembangan psikis mereka.
  9. Kemudian mengajari tatacara ibadah shalat serta memerintahkanya  ketika anak sudah menginjak usia tujuh tahun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perintahlah anak – anak kalian untuk shalat ketika mencapai umur tujuh tahun. Dan pukullah mereka (jika mereka enggan shalat) pada umur sepuluh tahun dan pisahkanlah ranjang mereka.” [HR. Abu Dawud]
Demikianlah beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam membina akhlak seseorang anak. Semoga Allah memberkahi apa yang telah kami sampaikan. Wallahu a’lam bish showab.
-       Disadur dari berbagai sumber.
[ Abu Sutan Faihal Abdul Basit Al Palembangi ]
Share,
 
"Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka ... neraka.[ HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah ]"